Sabtu, 22 Mei 2010

~Pemberian Makanan Padat Untuk Bayi~


Pemberian Makanan Padat

Pertama Cari tahu kiat-kiatnya, dan ikuti langkah-langkahnya.
Maka, kegiatan memperkenalkan makanan padat pertama bisa menjadi saat-saat yang menyenangkan, baik bagi Anda maupun si kecil.
Seringkali, di antara rasa bahagia dan bangga mengikuti proses tumbuh kembang bayinya, terselip rasa cemas dalam hati sang ibu.
Mungkin, Anda juga kerap bertanyatanya, “Kapan ya, buah hatiku siap menerima makanan padat pertamanya?” Atau, “Jenis makanan seperti apa yang sebaiknya diberikan, dan sebaliknya, yang harus dihindari?” Bagaimanapun juga, setiap orang tua tentu ingin anaknya senantiasa tumbuh sehat, aktif, ceria dan cerdas.
Cari saat yang tepat Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan ini dapat melindungi bayi dari risiko terkena infeksi saluran pencernaan.
Setelah enam bulan, pemberian ASI saja hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Dengan kata lain, selain ASI, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI). Selain itu, bila MP-ASI tidak segera diberikan, masa kritis untuk mengenalkan makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah (6-7 bulan) dikhawatirkan akan terlewati.
Bila ini terjadi, di kemudian hari bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan, atau akan menolak makan bila diberi makanan padat.

Pada usia 9-12 bulan, keterampilan mengunyah bayi semakin matang. Selain itu, pada usia ini, kepala serta tubuh bayi juga semakin stabil, sehingga memudahkannya mengembangkan kemampuan makan secara mandiri.
Berikan bertahap Pemberian makanan padat pertama bayi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Mutu bahan makanan . Bahan makanan yang bermutu tinggi menjamin kualitas zat gizi yang baik. - Tekstur dan konsistensi (kekentalan) .
Mula-mula, beri bayi makanan yang lumat dan cair, misalnya bubur susu atau bubur/sari buah (pisang, pepaya, jeruk manis).
Secara bertahap, makanan bayi dapat lebih kasar dan padat. Bayi yang telah berusia enam bulan bisa diberi nasi tim saring lengkap gizi. Memasuki usia delapan bulan sampai satu tahun, bayi mulai bisa diberi makanan yang hanya dicincang. - Jenis makanan .
Untuk permulaan, bayi sebaiknya diperkenalkan satu per satu jenis makanan sampai ia mengenalnya dengan baik.
Tunggulah paling tidak empat hari sebelum Anda memperkenalkan jenis makanan yang lain.
Selain bayi akan benarbenar mengenal dan dapat menerima jenis makanan yang baru, Anda pun bisa mengetahui ada tidaknya reaksi alergi pada bayi. - Jumlah atau porsi makanan .
Selama masa perkenalan, jangan pernah memaksa bayi menghabiskan makanannya.
Umumnya, pada awalnya bayi mau menerima 1-2 sendok teh makanan.
Bila ia telah semakin besar, Anda dapat memberikan porsi yang lebih banyak. - Urutan pemberian makanan.
Urutan pemberian makanan pendamping ASI biasanya buah-buahan, tepung-tepungan, lalu sayuran.
Daging, ikan dan telur umumnya diberikan setelah bayi berumur enam bulan.
Bila bayi menujukkan gejala alergi, telur baru diberikan setelah usianya satu tahun.

Jadwal waktu makan harus luwes atau sesuai dengan keadaan lapar atau haus yang berkaitan dengan keadaan pengosongan lambung.
Dengan demikian, saluran cerna bayi lebih siap untuk menerima, mencerna, dan menyerap makanan pada waktuwaktu tertentu.
Perhatikan gizi seimbang Selama minggu-minggu pertama, pemberian makanan padat hanya ditujukan bagi perkenalan rasa dan tekstur makanan, bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Perlu diingat, makanan utamanya masih ASI atau pengganti ASI.
Jadi, ia hanya perlu diberi makanan padat sekali sehari. Selanjutnya, sejak minggu ke enam sampai ke delapan, tingkatkan jumlah dan jenis makanannya, sampai akhirnya ia mendapat makanan tiga kali sehari.
Saat bayi mulai bisa makan makanan yang ditim, baik tim saring maupun tim biasa, Anda sebaiknya mulai menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang ini bisa didapat dengan pemilihan bahan makanan yang beraneka ragam.
Penganekaragaman disesuaikan dengan bahan makanan yang biasa dikonsumsi sesuai usia bayi.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi adalah karbohidrat, protein, mineral (misalnya zat besi) dan vitamin (terutama vitamin C, B1 dan niasin).

Bagaimana dengan lemak?

Anda sebaiknya tidak memberinya makanan yang terlalu banyak mengandung minyak, santan, mentega atau margarin.
Karena, lemak yang dikandung oleh bahan bahan makanan ini akan memperberat kerja sistem pencernaan bayi.
Namun, mengingat beberapa jenis zat gizi, misalnya vitamin A, membutuhkan lemak agar dapat diserap oleh tubuh, maka nasi tim saring yang diberikan pada bayi sebaiknya ditambahkan sumber-sumber lemak tersebut.
Misalnya, pada bayi usia enam bulan, nasi timnya dapat ditambah satu sendok teh minyak/margarin, atau satu sendok makan santan.
Hal lain yang harus Anda ingat, saat makanan padat menyelingi jadwal minum susu bayi adalah, ia perlu minum untuk memuaskan rasa hausnya dan membantu melancarkan kerja pencernaannya.
Kebutuhannya ini sebaiknya Anda penuhi dengan memberinya minum air putih matang, sari buah segar atau makanan yang berkuah.
Ciptakan pengalaman yang menyenangkan Pada dasarnya, cara pemberian makanan jangan terlalu memaksa bayi, yaitu dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Perlu diingat, bayi yang frustrasi cenderung akan bersikap lebih baik melawan daripada makan.
Jadi, biarkanlah ia menikmati acara makannya. Bila pengalaman pertama ini menyenangkan, maka untuk selanjutnya segalanya akan menjadi lebih mudah.



PERMASALAHAN DALAM PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK UMUR 0-24 BULAN

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak tepat.
Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat.
Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 4-6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 024 bulan :

1.Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar.
Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan menyusui.

2.Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan.
Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi.
Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

3.Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 4 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare.
Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

4.MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5.Pemberian MP-ASI sebelum ASI Pada usia 4-6 bulan,

Pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI.
Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI.
Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.

6.Frekuensi pemberian MP-ASI kurang Frekuensi

Pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

7.Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk.
Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

8.Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak.
Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya.
Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
Menyuapi anak dengan tangan yang kotor dapat menyebabkan anak mencret.

9.Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak balita dan bila makan bersama-sama anak balita selalu kalah.


Cara Pembuatan Makanan Bayi

Air jeruk

Bahan :
1 buah jeruk garut atau jeruk siam, + (100 gr).

Cara membuat :
Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan disaring.

Cara pemberian :
Untuk pertama kali air jeruk tersebut diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt.
Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi.
Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Air tomat

Bahan :
1 buah tomat (+ 60 gr)

Cara membuat :
Tomat dicuci bersih masukkan ke dalam panci yang berisi air panas lalu panci ditutup dan biarkan 3 - 5 menit angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu disaring.
Air tomat yang didapat + 6 sdm (50 cc)

Cara pemberian :
Untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt.
Pemberian ini dari hari ke hari ditambah sampai dapat menghabiskan 1 buah tomat, maka selanjutnya tidak usah diencerkan lagi.
Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Pepaya saring

Bahan :
1 potong pepaya masak dengan berat + 100 gr

Cara membuat :
Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu disaring.
Pepaya halus yang didapat + 9 sdm.

Cara pemberian :
Untuk pertama kali diberikan 1 sdt, hari-hari selanjutnya ditambah sampai dapat menghabiskan 1 ptg pepaya.

Pisang ambon

Bahan :
1 buah pisang ambon.

Cara membuat :
Pisang dicuci bersih lalu dikupas.
Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir.
Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat.

Cara pemberian :
Untuk pertama kali diberikan sebanyak 1 sdt.
Hari-hari selanjutnya ditambah sehingga dapat menghabiskan 1 atau 2 pisang.

Bubur susu

Bahan :
150 cc susu (3/4 gls) 50 cc air putih (1/4 gls) 10 gr gula putih (1 sdm) 20 gr tepung beras (2 sdm) garam sedikit, menurut selera.

Cara membuat :
Susu didihkan. Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak, masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut dan ditambah garam kemudian angkat.

Tim saring

Bahan :
20 gr beras (2 sdm) 10 gr kacang hijau (1 sdm) 25 gr hati ayam (1 ptg) atau hati sapi, daging cincang atau daging ikan, atau 1 btr telor ayam 10 gr daun bayam (1 genggam) 20 gr tomat (1 bh sdg) 20 gr wortel (1 ptg sdg)

Cara membuat :
Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc (3/4 gls) air.
Bila sudah 1/2 masak, masukkan hati dan wortel ke dalamnya, biarkan sebentar sampai hati atau penggantinya agak lunak.
Kemudian masukkan bayam, tomat dan garam.
Tunggu sampai masak, angkat lalu saring dengan saringan.


Jadwal Pemberian Makanan Bayi Berdasarkan Rekomendasi IDAI

* 0-4 bulan ASI
Hanya ASI saja

* 4-6 bulan (bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Bubur Susu
Pkl. 10.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) ASI
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI
Pkl. 16.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Bubur susu
Pkl. 21.00 ASI

* 6-9 Bulan (Bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Bubur→ nasi tim
Pkl. 10.00 Buah segar/Biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) Bubur→ nasi tim
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI
Pkl. 16.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Bubur→ nasi tim
Pkl. 21.00 ASI/PASI

* 9-12 Bulan (Bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Nasi Tim→ makanan keluarga
Pkl. 10.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI
Pkl. 16.00 Buah segar/Biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 21.00 ASI/PASI

* > 12 bulan
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Makanan Keluarga
Pkl. 10.00 Snack
Pkl. 12.00 (makan siang) Makanan Keluarga
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)
Pkl. 16.00 Snack
Pkl. 18.00 (makan malam) Makanan Keluarga
Pkl. 21.00 ASI/PASI

@Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia

0 komentar:

Desain By : Aldid Alifya Kyko, Since July 2010